Belajar bahasa baru memang menantang, namun bahasa Jepang memiliki keunikan tersendiri yang membuat banyak pemula merasa kesulitan, khususnya dalam memahami grammar. Mengapa demikian?
Penyebabnya adalah struktur kalimat yang sangat berbeda dari bahasa Indonesia, sistem partikel yang tidak memiliki padanan langsung, serta bentuk kata kerja yang kompleks dan penuh aturan.
Namun, jangan khawatir! Grammar sebenarnya adalah fondasi yang akan membantu kamu dalam membuat kalimat yang benar dan dapat dipahami oleh penutur asli.
Dengan pemahaman grammar yang solid, kamu tidak hanya menghafal kata-kata, tetapi benar-benar bisa berkomunikasi secara efektif dalam bahasa Jepang.
Manfaat Menguasai Grammar bahasa Jepang
Menguasai grammar bahasa Jepang memberikan manfaat yang sangat signifikan dalam perjalanan pembelajaranmu:
- Kamu akan mampu membuat kalimat yang benar secara gramatis, yang meningkatkan kredibilitas kamu sebagai pelajar bahasa.
- Pemahaman grammar yang kuat memungkinkan kamu untuk memahami konteks dan nuansa dalam percakapan, bukan sekadar menangkap kata-kata individual.
Selain itu, menguasai grammar memberikan fondasi yang kokoh untuk mempelajari tingkat-tingkat bahasa Jepang yang lebih lanjut, seperti JLPT (Japanese Language Proficiency Test).
Grammar juga membantu kamu menjadi lebih percaya diri dalam berkomunikasi dengan penutur asli karena kamu tahu aturan-aturan dasar yang harus diikuti.
Perbedaan Bahasa Jepang dengan Bahasa Lain
Bahasa Jepang memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa lain yang mungkin sudah kamu kuasai. Memahami perbedaan-perbedaan ini adalah langkah penting untuk menguasai grammar bahasa Jepang dengan lebih baik.
1. Struktur Kalimat yang Berbeda
Bahasa Indonesia menggunakan pola S-P-O (Subjek-Predikat-Objek), seperti “Saya membaca buku”. Sebaliknya, bahasa Jepang menggunakan pola S-O-V (Subjek-Objek-Verba), seperti “私は本を読みます” (Watashi wa hon o yomimasu) yang artinya “Saya buku membaca”. Dalam pola ini, verba selalu di akhir kalimat, meskipun urutan subjek dan objek bisa fleksibel.
2. Sistem Partikel yang Unik
Partikel adalah kata kecil unik di bahasa Jepang yang tidak ada padanannya di bahasa Indonesia. Partikel menunjukkan hubungan antar kata dalam kalimat, seperti は (wa) menunjukkan topik kalimat dan が (ga) menunjukkan subjek spesifik. Inilah yang membuat grammar bahasa Jepang terasa unik dan butuh pembelajaran khusus.
3. Bentuk Kata Kerja yang Kompleks
Verba dalam bahasa Jepang memiliki berbagai bentuk yang berubah sesuai dengan tense, aspek, modus, dan politeness level. Sebagai contoh, verba “makan” (食べる – taberu) dapat berubah menjadi 食べます (tabemasu – bentuk polite), 食べました (tabemashita – bentuk past), 食べません (tabemasen – bentuk negatif), dan masih banyak bentuk lainnya.
4. Perbedaan Formal dan Informal
Bahasa Jepang memiliki tingkat kesopanan yang sangat penting untuk diperhatikan. Berbeda dengan bahasa Indonesia yang tidak membedakan formalitas secara ketat, bahasa Jepang memisahkan bentuk santai (untuk teman) dan bentuk sopan (untuk orang asing atau yang lebih tua). Penggunaan yang salah bisa dianggap tidak hormat.
Kesalahan Umum saat Belajar Grammar Bahasa Jepang
Dalam proses belajar grammar bahasa Jepang, pemula sering membuat kesalahan yang sama berulang kali. Mengetahui kesalahan-kesalahan ini akan membantumu untuk menghindarinya sejak awal.
- Mengabaikan partikel – Partikel adalah bagian grammar bahasa Jepang. Tanpa partikel, kalimat jadi salah makna dan sulit dipahami.
- Kesalahan dalam menentukan bentuk verba – Bingung bedakan godan vs ichidan verbs atau tense yang tepat. Solusi: latihan konjugasi rutin.
- Kesalahan dalam penggunaan partikel に (ni) dan で (de) – に untuk tujuan (Pergi ke sekolah), で untuk tempat aktivitas (Belajar di sekolah).
- Selalu pakai subjek – Bahasa Jepang bisa hilangkan subjek jika konteks jelas, beda dengan bahasa Indonesia.
- Mengabaikan tingkat kesopanan – Pakai bentuk santai untuk teman, sopan untuk orang asing/tua. Salah bisa dianggap tidak hormat.
Fondasi: Memahami Konsep Dasar Grammar bahasa Jepang
Sebelum masuk ke detail yang lebih kompleks, kamu perlu memahami konsep-konsep dasar yang menjadi fondasi seluruh grammar bahasa Jepang.
1. Tiga Sistem Huruf Jepang
Bahasa Jepang pakai 3 huruf berbeda, masing-masing punya fungsi unik:
a. Hiragana (ひらがな)
- Sistem huruf pertama yang harus dikuasai saat belajar bahasa Jepang
- Terdiri atas 46 karakter dasar, bentuk melengkung
- Digunakan untuk menulis kata asli Jepang, partikel, akhiran verba
b. Katakana (カタカナ)
- Terdiri atas 46 karakter, memiliki kesamaan bunyi bahasa dengan hiragana, bentuk tegas dibandingkan hiragana
- Untuk penulisan kata asing, contohnya computer = コンピューター (konpyūtaa), coffee = コーヒー (kōhī)
c. Kanji (漢字)
- Diambil dari bahasa Cina, punya makna sendiri
- Jumlahnya sangat banyak (lebih dari 2000 kanji untuk penggunaan sehari-hari)
- Untuk penulisan kata benda, verba, adjektiva (kata sifat)
- Contoh: kanji 木 (Ki) berarti “pohon”, dan 日 (Hi) berarti “hari” atau “matahari”. Kombinasi kanji dapat membentuk makna baru, seperti 木 + 木 + 木 = 森 (mori) yang berarti “hutan”
2. Struktur Kalimat Dasar Jepang
Bahasa Jepang pakai pola S-O-V (Subjek-Objek-Verba), bukan S-P-O seperti bahasa Indonesia.
Contoh:
- 私は本を読みます (Watashi wa hon o yomimasu) = Saya buku membaca = Saya membaca buku
- 田中さんはコーヒーを飲みます (Tanaka-san wa kōhī o nomimasu) = Tanaka kopi minum = Tanaka minum kopi
- あなたは何をしていますか (Anata wa nani o shite imasu ka) = Apa yang Anda lakukan?
Aturan Penting:
- Verba SELALU di akhir kalimat (tak ada pengecualian!)
- Partikel nunjukin fungsi: は (subjek), を (objek)
- Urutan subjek-objek fleksibel, asal verba di belakang
3. Konsep Partikel (助詞 – Joshi)
Partikel merupakan elemen kunci dalam tata bahasa Jepang yang sulit dipelajari karena tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa Indonesia.
Fungsi Utama Partikel:
- Kata yang menunjukkan hubungan antar kata dalam kalimat
- Tidak bermakna sendiri, tetapi menentukan peran kata (contoh: は (wa) untuk topik, を (o) untuk objek
- Tanpa partikel tepat, kalimat menjadi tidak lengkap atau salah makna
Perbedaan dengan Bahasa Indonesia:
Bahasa Indonesia menggunakan urutan kata dan kata sambung seperti “ke”, sedangkan Jepang mengandalkan partikel (contoh: 学校に = gakkou ni untuk “ke sekolah”).
4. Predikat (Verb, Adjective, Noun + Copula)
Predikat menentukan waktu dan bentuk kalimat. Ada tiga jenis predikat utama:
a. Verb Predicate (Verba)
Verb predicate adalah kalimat yang predikatnya adalah verba. Contohnya
- 私は走ります (Watashi wa hashirimasu) = Saya berlari
- 猫は寝ます (Neko wa nemasu) = Kucing tidur
b. Adjective Predicate (Adjektif)
Adjective predicate adalah kalimat yang predikatnya adalah adjektif. Ada dua jenis adjektiva dalam bahasa Jepang, yaitu:
- i-adjective: Adjektif yang berakhir dengan い (i), seperti 大きい (ookii – besar) dan 新しい (atarashii – baru). Adjektif jenis ini bisa langsung menjadi predikat
- na-adjective: Adjektif yang memerlukan な (na) sebelum noun, seperti 静か (shizuka – sepi) dan 有名 (yuumei – terkenal). Adjektif jenis ini memerlukan copula です (desu) untuk menjadi predikat
c. Nominal Predicate (Nama + です)
Nominal predicate adalah kalimat yang predikatnya adalah noun + copula (kata kerja penghubung). Copula dalam bahasa Jepang adalah です (desu):
- 私は学生です (Watashi wa gakusei desu) = Saya mahasiswa
- 田中さんは先生です (Tanaka-san wa sensei desu) = Tanaka guru
5. Bentuk Kalimat Positif dan Negatif
Dalam bahasa Jepang, untuk menyatakan negatif, kamu tidak hanya menambahkan kata “tidak” seperti dalam bahasa Indonesia, melainkan mengubah bentuk predikat itu sendiri.
a. Perubahan bentuk untuk menyatakan positif/negatif
Untuk verba bentuk sopan:
- Positif: berakhir dengan 「〜ます: –masu」, contoh: 私は走ります (Watashi wa hashirimasu) = Saya berlari.
- Negatif: berakhir dengan 「〜ません: –masen」, contoh: 私は走りません (Watashi wa hashirimasen) = Saya tidak berlari.
Untuk adjektiva:
- i-adjective: akhiran 「い」 diubah menjadi 「くない: kunai」 untuk negatif.
- na-adjective: ditambah 「ではない」 atau 「じゃない: ja nai」 (bentuk kasual) untuk negatif.
Untuk kalimat nominal:
- Bentuk negatif mengubah です menjadi ではありません (dewa arimasen) atau じゃありません (ja arimasen)
b. Perubahan Bentuk untuk Menyatakan Past Tense
Dalam bahasa Jepang, untuk menyatakan masa lalu, bentuk predikat juga harus berubah.
- Positif lampau: berakhir dengan 〜ました (-mashita), contoh: 私は走りました (Watashi wa hashirimashita) = Saya sudah berlari
- Negatif lampau: berakhir dengan 〜ませんでした (-masen deshita), contoh: 私は走りませんでした (Watashi wa hashirimasen deshita) = Saya sudah tidak berlari
Tips dan Strategi Belajar Grammar bahasa Jepang Efektif
Setelah memahami berbagai elemen dasar grammar bahasa Jepang, langkah selanjutnya adalah menerapkannya secara tepat. Berikut adalah beberapa tips dan strategi praktis yang dapat membantumu menguasai tata bahasa Jepang:
- Belajar grammar bahasa Jepang melalui artikel, video, atau podcast berbahasa Jepang agar tahu cara penggunaan grammar dalam percakapan sehari-hari
- Latih menulis dan berbicara secara rutin, misalnya membuat kalimat sederhana setiap hari atau berlatih dengan penutur asli maupun teman belajar
- Gunakan flash card atau aplikasi belajar (seperti Anki atau sejenisnya) untuk menghafal partikel, bentuk verba, dan pola kalimat dasar
- Fokus dulu pada pola kalimat yang paling sering dipakai, seperti kalimat nominal, kalimat dengan adjektiva (kata sifat), dan pola verba dasar, baru lanjut ke pola yang lebih rumit
- Pelajari verba per kelompok (godan, ichidan, irregular) agar pola konjugasinya lebih mudah dipahami dan diingat
- Jangan takut membuat kesalahan, karena setiap kesalahan adalah kesempatan untuk belajar dan memperbaiki pemahaman grammar
- Manfaatkan buku atau sumber grammar yang lengkap dan terpercaya, termasuk buku teks atau materi online yang memang dibuat untuk pelajar bahasa Jepang, seperti NHK World, Marugoto Online Courses, atau Genki textbook series.
Kesimpulan
Grammar bahasa Jepang memang kompleks dan memerlukan waktu dan dedikasi untuk dikuasai. Namun, dengan pemahaman yang kuat tentang konsep-konsep dasar seperti struktur kalimat, partikel, pola kalimat, dan jenis-jenis verba, kamu akan memiliki fondasi yang kuat untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan berbahasa Jepang.
Ingat bahwa proses belajar adalah marathon, bukan sprint. Pelajari secara bertahap, praktikkan konsisten, dan jangan takut salah. Mulai dari pola dasar dalam panduan ini, tingkatkan kemampuanmu secara perlahan, hingga bisa membuat kalimat kompleks dan berkomunikasi percaya diri.
Ikuti kursus bahasa Jepang Japanka untuk persiapan kerja profesional di Jepang. Dapatkan materi terstruktur, latihan intensif, dan bimbingan native speaker. Daftar sekarang dan wujudkan karir impianmu di Negeri Sakura!